- Back to Home »
- Mading Online , realigion »
- 6 Perkara di Akhir Zaman
Selasa, 19 Agustus 2014
DARI Abu
Hurairah bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Segeralah beramal sebelum datang enam
perkara: Dajjal, Dukhan, Daabbah, terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya,
perkara masyarakat umum, dan perkara pribadi salah seorang di antara kalian.”
Penjelasan
Hadits
ini mengajarkan salah satu rambu-rambu yang penting dalam kajian tanda-tanda
kiamat. Yaitu kewajiban mempersiapkan diri untuk menghadapi kiamat degnan iman
dan amal shalih, sebelum kiamat datang secara tiba-tiba, agar tidak mengalami
penyesalan yang tiada guna lagi. Hal ini diajarkan oleh banyak hadits yang
diawali dengan kalimat ‘bersegeralah!’. Bahkan hal ini merupakan tujuan pokok
penyebutan tanda-tanda kiamat.
Hadits di
atas mengisyaratkan bahwa perkara-perkara besar tersebut terjadi secara
tiba-tiba tanpa didahului oleh pertanda-pertanda yang jelas. Hal itu menuntut
setiap muslim untuk senantiasa bersiaga, sehingga tidak dikejutkan olehnya.
Perintah ‘bersegera’ dalam hadits di atas merupakan perintah untuk cepat-cepat
bertaubat dan anjuran untuk beramal shalih, sebelum mengalami halangan-halangan
dan keadaan-keadaan yang menyulitkannya untuk beramal.
Orang
yang mengkaji keadaan generasi shahabat akan mendapati mereka begitu meresapi
pelajaran ini. Mereka selalu menyiapkan diri dan mencari tahu di setiap waktu,
karena khawatir akan dikejutkan oleh peristiwa-peristiwa yang besar di atas.
Dari
Nadhr berkata: “Suatu ketika pada masa Anas bin Malik terjadi kabut gelap, maka
aku mendatangi Anas dan bertanya kepadanya: “Wahai Abu Hamzah, apakah hal
seperti ini pernah menimpa kalian pada zaman Rasulullah SAW?” Dia menjawab,
“Kami berlindung kepada Allah! Dahulu jika bertiup angin kencang, kami
bersegera ke masjid karena khawatir kiamat telah terjadi.”
Riwayat
ini secara tegas menunjukkan tingkat pembinaan keimanan dan kesiapan jiwa yang
selalu waspada menghadapi kiamat atau pertanda-pertanda besar kiamat pada
generasi shahabat. Bahkan hadits pertama dari Huzaifah bin Asid menunjukkan
kekawatiran dan kewaspadaan tersebut telah mencapai puncaknya, sampai-sampai
Rasulullah SAW perlu menerangkan mereka bahwa kiamat tidak akan terjadi sebelum
kemunculan sepuluh pertanda tersebut. Jika para shahabat yang masih jauh dari
kiamat saja begini keadaan mereka, bagaimana lagi dengan (seharusnya) sikap
kita yang semakin dekat dengan kiamat atau tanda-tanda terbesar permulaannya?
Hadits di
atas menyebutkan lafal ‘enam’. Hal itu mengisyaratkan bahwa enam perkara
tersebut merupakan bencana-bencana yang sangat besar.
Hadits di
atas memuat empat pertanda terbesar kiamat, yaitu Dajjal, Dukhan, Daabah, dan
terbitnya matahari dari tempat tenggelamnya. Hadits-hadits yang lain
menerangkan bahwa jika salah satu dari keempat hal tersebut telah terjadi, maka
taubat atau keimanan seseorang yang sebelumnya tidak beriman tidak memberi
manfaat sedikit pun. Perintah segera beriman dan beramal shalih menunjukkan
bahwa keempat hal tersebut sudah dekat, dan sekaligus mengingatkan bahwa ia
terjadi saat manusia sedang lalai.
Maksud dari ‘perkara masyarakat umum’ adalah
terjadinya kiamat itu sendiri. Adapun maksud dari ‘perkara pribadi salah
seorang di antara kalian adalah kematiannya. Barangsiapa mati, maka kiamat
telah terjadi pada dirinya.