- Back to Home »
- Mading Online , realigion »
- Pahala Orang yang Menahan Marah
Selasa, 19 Agustus 2014
BANYAK
situasi panas yang menyakitkan bagi seorang hamba, dan terkadang situasi itu
dimunculkan oleh kerabat, sahabat atau siapa saja yang kita perlakukan dengan
baik. Tidak diragukan lagi bahwa apa yang tidak enak didengar, dilihat atau
dirasakan dan menyakitkan hati kita itu mengobarkan berbagai emosi yang
mendorong kita untuk membalas. Tidak ada yang sanggup menahan diri dalam
kondisi seperti ini kecuali orang-orang tertentu.
Islam
menganggap menahan amarah itu akhlak yang islami dan luhur dan pelakunya pantas
dimuliakan. Surga yang luasnya tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi
disediakan oleh orang-orang yang bertakwa, dan menahan amarah adalah sifat
terkemuka orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana Firman Allaah SWT, “Dan
bersegeralah menuju ampunan dari tuhanmu dan surga yang seluas langit dan bumi,
yang disediakan untuk orang-orang bertakwa, (yaitu) orang-orang yang
mendermakan hartanya dalam keadaan senang dan susah, menahan amarah,dan suka
memaafkan kesalahan orang. Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik,” (QS.
Al-Balad 11-13).
Pada hari kiamat Allah SWT memanggil orang yang
menahan amarah dihadapan seluruh makhluk, kemudian mempersilahkannya memilih
bidadari yang ia kehendaki. At –Tirmidzi dan Abu Dawud meriwayatkan dari Sahl
ibnu Mu’adzn ibn Jabal dari Mu’adz bin Jabal bahwa Rasulullah SAW bersabda,
“Siapa yang menahan marah padahal ia mampu melakukannya akan dipanggil oleh
Allah dihadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, kemudian Allah mempersilahkan
ia memilih bidadari yang diinginkannya,” (HR. Ahmad).