- Back to Home »
- Mading Online , realigion »
- Inilah Syarat-Syarat Doa
Selasa, 19 Agustus 2014
Agar
do’a-do’a yang kita sampaikan kepada Allah swt semaksimal mungkin mencapai
pengabulan dari-Nya, maka ada beberapa hal yang perlu kita perhatikan. Di
antaranya sebagai berikut:
1)
Hendaknya kita hanya meminta kepada Allah swt, tidak
mempersekutukanNya dengan siapapun
إِيَّاكَ
نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ
“Hanya
kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan.” (QS Al-Fatihah 5)
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا
دَعَانِ
“Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a
apabila ia memohon kepada-Ku.” (QS Al-Baqarah 186)
2) Hendaknya kita semakin banyak melaksanakan
berbagai perintah Allah berlandaskan iman kepada-Nya, serta dengan
jalan menghidupkan berbagai sunnah Rasulullah saw
وَإِذَا
سَأَلَكَ عِبَادِي عَنِّي فَإِنِّي قَرِيبٌ أُجِيبُ دَعْوَةَ الدَّاعِ إِذَا
دَعَانِ فَلْيَسْتَجِيبُوا لِي
”Dan
apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah),
bahwasanya Aku adalah dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang berdo`a
apabila ia memohon kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu memenuhi (segala
perintah) Ku.” (QS Al-Baqarah 186)
قُلْ إِنْ
كُنْتُمْ تُحِبُّونَ اللَّهَ فَاتَّبِعُونِي يُحْبِبْكُمُ اللَّهُ وَيَغْفِرْ
لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ وَاللَّهُ غَفُورٌ رَحِيمٌ
“Katakanlah,
“Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku,
niscaya
Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.”
Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS Ali Imran 31)
3)
Hendaknya isi redaksi do’a tidak hanya mencakup urusan dunia semata,
melainkan mencakup urusan dunia dan akhirat sekaligus
فَمِنَ
النَّاسِ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي الدُّنْيَا وَمَا لَهُ فِي
الْآخِرَةِ مِنْ خَلَاقٍ وَمِنْهُمْ مَنْ يَقُولُ رَبَّنَا ءَاتِنَا فِي
الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
أُولَئِكَ لَهُمْ نَصِيبٌ مِمَّا كَسَبُوا وَاللَّهُ سَرِيعُ الْحِسَابِ
“Maka di
antara manusia ada orang yang berdo`a, “Ya Tuhan kami, berilah kami (kebaikan)
di dunia”, dan tiadalah baginya bahagian (yang menyenangkan) di akhirat.
Dan di
antara mereka ada orang yang berdo`a, “Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di
dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka.”
Mereka
itulah orang-orang yang mendapat bahagian dari apa yang mereka usahakan;
dan Allah
sangat cepat perhitungan-Nya.” (QS Al-Baqarah 200-202)
مَنْ
كَانَ يُرِيدُ حَرْثَ الْآخِرَةِ نَزِدْ لَهُ فِي حَرْثِهِ وَمَنْ كَانَ يُرِيدُ
حَرْثَ الدُّنْيَا
نُؤْتِهِ مِنْهَا وَمَا لَهُ فِي الْآخِرَةِ مِنْ
نَصِيبٍ
“Barangsiapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami
tambah keuntungan itu baginya dan barangsiapa yang menghendaki keuntungan di
dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada
baginya suatu bahagianpun di akhirat.” (QS Asy-Syuro 20)
4)
Hendaknya do’a disampaikan dengan “merendahkan diri” dan “suara yang
lembut”
ادْعُوا
رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الْمُعْتَدِينَ
“Berdo`alah
kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas.” (QS Al-A’raf 55)
Dalam
Shahihain diriwayatkan bahwa Abu Musa Al-Asy’ari berkata bahwa orang-orang
mengeraskan suaranya ketika berdo’a, maka Rasulullah saw bersabda:
ارْبَعُوا
عَلَى أَنْفُسِكُمْ فَإِنَّكُمْ لَا تَدْعُونَ أَصَمَّ وَلَا غَائِبًا تَدْعُونَ
سَمِيعًا بَصِيرًا قَرِيبًا
“Hai
manusia, kasihanilah dirimu karena kamu bukan menyeru kepada yang tuli dan
gha’ib (tidak ada), yang kamu seru itu adalah Maha Mendengar,
Maha
Melihat dan Maha Dekat.”(HR Bukhari 22/385)
5)
Hendaknya pada saat berdo’a memadukan di dalam jiwa perasaan
“berharap” dan “takut”. Berharap kepada Allah swt agar do’a tersebut
dikabulkanNya, dan cemas kalau-kalau do’a kita tidak dikabulkan, bahkan tidak
didengarNya.
وَادْعُوهُ
خَوْفًا وَطَمَعًا
“…dan
berdo`alah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan
dikabulkan).” (QS Al-A’raf 56)
6) Hendaknya kita meyakini bahwa do’a kita pasti
InsyaAllah dikabulkanNya. Cepat ataupun lambat. Di dunia ini maupun di
akhirat kelak nanti. Yang penting kita tidak memaksa atau “mendikte” Allah swt,
suatu hal yang memang mustahil.
وَقَالَ
رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ
إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي
سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ
“Dan Tuhanmu berfirman, “Berdo`alah kepada-Ku, niscaya akan
Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari
menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina.” (QS Al-Mu’min
60)
Dan yang
tidak kalah pentingnya bahwa seorang muslim tidak boleh pernah berhenti meminta
kepadaNya, karena sikap demikian merupakan suatu kesombongan yang akan
menjebloskannya ke dalam siksa Allah yang pedih. Maka Rasulullah saw bersabda:
مَنْ لَمْ
يَدْعُ اللَّهَ غَضِبَ اللَّهُ عَلَيْهِ
“Barangsiapa
tidak berdo’a kepada Allah swt, maka Allah murka kepadaNya.”
(HR Ahmad)