Popular Post

Archive for Maret 2014

Kisah Indah Tentang Iman Kepada Takdir

Ini adalah kisah nyata. Ada seorang hamba shalih yang diuji oleh Allah dengan anaknya, setiap kali anaknya lahir dan berkembang sebentar sebagai bayi yang mungil, lucu dan menyenangkan, selalu ajal menjemputnya dan merenggut nyawanya dari pangkuannya. Maka iapun sedih sangat dalam, hatinya hancur dan tersayat-sayat tajam. Namun karena ia adalah seorang mukmin yang shaleh, ia tidak kehilangan kendali dan kesabaran, bahkan ia selalu menepati sunnah Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan mengatakan:
« إِنَّا  للهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُوْنَ للهِ مَا أَعْطىَ وَللهِ مَا أَخَذَ وَكُلُّ شَيْءٍ عِنْدَهُ بِمِقْدَارِ أَللَّهُمَّ أَجُرْنِيْ فِيْ مُصِيْبَتِيْ وَاخْلُفْنِيْ خَيْرًا مِنْهَا »
“Sesungguhnya kita hanyalah milik Allah dan kepada-Nya pula kita kembali. Bagi Allah apa yang Ia berikan dan bagi Allah apa yang Ia ambil. Segala sesuatu disisi-Nya ada takdirnya. Ya Allah berilah aku pahala dalam musibah ini dan berilah aku ganti yang lebih baik daripadanya.”
Hingga datanglah anak yang ketiga. setelah tumbuh sehat selama beberapa tahun, anaknya sakit dan semakin parah sakitnya hingga bayang-bayang kematianpun tiba. Sang ayah yang menungguinya dengan setia tak kuasa menahan air mata hingga ia terserang kantuk dan tertidur. dalam tidurnya ia bermimpi bahwa kiamat telah tiba dan kedahsyatannyapun nampak didepan mata. Dia melihat bahwa dirinya berada diatas shirat, dia ingin berjalan akan tetapi ada kekhawatiran untuk jatuh, lalu datanglah anak pertama yang telah meninggal. Dia berlari lalu berkata, ‘Saya akan menopangmu ayah!’ Sang ayahpun mulai berjalan, akan tetapi ia masih was-was khawatir terjatuh dari sisi yang lain, maka ia melihat anak keduanya menghampirinya dari sisi yang lain lalu menuntunnya. Sang ayahpun bergembira ria dan bersuka cita. Akan tetapi tidak lama ia berjalan ia merasakan ada kehausan yang semakin lama semakin mencengkeram, maka ia meminta kepada salah seorang anaknya agar memberinya minum. Sang anak mengatakan: Tidak! Jika salah seorang kita meninggalkan ayah, ayah bisa terjatuh ke neraka.”
Maka saudaranya menimpali: “Ayah, andaikan saja saudara kita yang ketiga bersama kami tentu dia sekarang dapat memberi minum …!”
Maka sang ayah kaget terbangun dari tidurnya seraya memuji kepada Allah karena ia masih di dunia dan belum kiamat. Diapun langsung memperhatikan anaknya yang tergeletak sakit disampingnya. Ternyata ia telah pergi menyusul kedua saudaranya. Maka segera ia mengatakan: “Segala puji bagi Allah, aku telah menjadikanmu sebagai simpanan dan pahala disisi Allah. Engkaulah yang mendahuluiku diatas shirat di hari kiamat.” Maka kematian anaknya yang ketiga menjadi penyejuk hatinya.

Betapa Indahnya Islam

Saya dilahirkan di Kairo pada 30 juli 1980, dari kedua orang tua Nasrani. Ayahku, Armon, seorang Katolik Armenia, dan ibuku Evangelis (satu sekte Nasrani). Putri paman ayahku adalah seorang biarawti pada sekolah suster Armenia. Paman dari pihak ibuku adalah seorang pendeta pada salah satu Gereja Evangelis, dan saya memiliki dua orang saudara perempuan yang lebih tua empat tahun dari saya.
Saya hidup dengan kehidupan Nasrani yang fanatik. Sejak tumbuhnya kuku-kuku saya, saya sudah pergi ke gereja setiap hari Ahad, pada hari-hari raya, dan setiap waktu yang saya suka; dimana tidak ada seorang pengawas pun atasnya berkenaan dengan kepergian saya ke Gereja. Sungguh saya sangat senang pergi ke sana, menikmati segala sesuatu yang ada padanya, dari berbagai syi’ar, misa, juga permainan-permainan, camping, dan perjalanan-perjalanan.
Aku pun masuk ke sekolah Nubarian Armenia, yaitu sebuah sekolah yang tidak akan menerima kecuali Kristen Armenia. Jumlah siswa di sekola itu dari yang masih di gendongan hingga tingkat SMA mendekati angka 125 siswa saja pada seluruh jenjang pendidikan. Pekerjaan pertama yang kami lakukan di pagi hari dalam antrian sekolah adalah misa, sementara kami berdiri di barisan kami. Di sekolah itu terdapat sebuah Gereja, dan mayoritas guru disana Bergama Nasrani.
Maka menjadi jelas kiranya bagi para pembaca bahwa saya belum pernah bercampur dengan kaum muslimin kecuali sedikit dari teman-teman saya di desa atau tetangga saya. Bahkan sebagian besar waktu saya, saya habiskan di Gereja. Kala itu saya memberikan pelayanan seperti seorang koster([1]) dalam gereja.
Kondisiku terus seperti itu hingga saya sampai pada jenjang SMA. Pada jenjang ini saya lebih banyak menjalin ikatan dengan Gereja dan para pendeta daripada sebelumnya. Kala itu saya sangat berbahagia dengan hubungan tersebut, karena saya termasuk orang-orang terdekat bagi mereka. Dan jadilah aku melakukan sebagian besar ritual-ritual suci, membaca Injil, membalas pendeta saat dia membaca sesuatu darinya. Ditambah lagi dengan menghadirkan korban, dan khamer untuk ritual misa. (mudah-mudahan Allah melindungi Anda semua darinya)

Permulaan hidayah
Pada suatu hari, saya duduk bersama dengan salah satu teman muslim.
Dia berkata kepada saya, ‘Tidakkah kamu mau masuk Islam?’
Saya jawab, ‘Mengapa saya masuk Islam, dan mengapa engkau tidak masuk Kristen?’
Dia menjawab dengan ungkapan paling keras yang pernah saya dengar, ‘Kalian semua akan berada dalam neraka.”
Betapa kuatnya kalimat tersebut, kalimat yang mengenai saya seperti suara petir, ‘Neraka? Mengapa neraka? Setiap hari saya melakukan perbuatan baik untuk mendekat kepada Tuhan saya, agar saya masuk sorga, kemudian dia berkata bahwa saya nanti akan masuk neraka?!!”
Di saat saya sudah tenang, saya bertanya kepadanya, ‘Mengapa saya, dan seluruh orang-orang Nasrani akan masuk neraka, sementara kalian kaum muslimin akan masuk sorga?’
Maka dia menjawab, ‘Karena kalian mengatakan Trinitas, dan bahwa al-Masih adalah anak Allah, dan berbagai kedustaan atas al-Masih!”
Lalu kukatakan kepadanya, ‘Bagaimana engkau bisa tahu segala sesuatu ini? apakah engkatu telah membaca Injil?’
Dia menjawab, ‘Tidak, akan tetapi kami membaca al-Qur`an kitab suci kami.”

Keraguan, dan keyakinan
Ini juga termasuk perkara menakjubkan yang pernah kudengar. Bagaimana al-Qur`an mengetahui apa yang ada pada agama kami (sebelumnya), dan bagaimana dia mengakui bahwa segala perkara yang kami katakan atas al-Masih adalah kekafiran dan menghantarkan kepada neraka?
Pada saat itu, urusanku menjadi bingung, dan aku pun mulai berfikir sejenak tentang perkara ini. Kemudian aku mulai membaca Injil. Dan untuk pertama kalinya dengan pandangan penuh ilmu yang sebelumnya ada kebutaan pada hati saya. Mulailah saya menemukan berbagai perselisihan dalam penyebutan nasab al-Masih!
Sekali waktu ada Pengakuan ketuhanan, dan sekali waktu ada pengakuan kenabian.
Maka mulailah aku bertanya-tanya, ‘Jadi siapakah al-Masih itu?’ Dia itu seorang Nabi atau putra Allah, ataukah Allah?
Pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada jawabannya.
Mulailah saya meletakkan sebagian pertanyaan-pertanyaan, kemudian saya pergi ke pendeta dengan pertanyaan itu, agar saya mendapatkan jawaban yang memuaskan. Akan tetapi saya tidak menemukan jawaban yang bisa mendinginkan dada saya.
Saya ingat, bahwa suatu kali saya bertanya kepada seorang pendeta, ‘Mengapa Bibel berkata bahwa al-Masih duduk di atas gunung Zaitun berdo’a kepada Allah? Jika dia adalah Allah yang sebenarnya, lantas kepada siapa dia berdo’a? kepada siapa dia sujud?’ Maka dia pun menjawab dengan jawaban-jawaban yang saya tidak memahaminya sedikit pun.’
Kemudian mulailah saya berfikir tentang apa yang dulu kami perbuat di gereja, dari berbagai pengakuan dosa kepada pendeta, demikian pula penyerahan Gelash soft (جلاش طري) yang ditaruh di dalam khamer, kemudian pendeta mengatakan bahwa dua hal ini menjadi darah dan tubuh al-Masih, siapa yang mengambilnya, maka diampuni dosanya dan disucikan dari dalam?!!
Lalu akupun bertanya-tanya, ‘Bagaimana dosa-dosaku diampuni oleh seorang manusia sepertinya dan sepertiku?!’ Dan dia sendiri, kepada siapa dia mengaku dosa? Dan siapa yang akan mengampuninya? Dan bagaimana bisa menjadi darah dan tubuh al-Masih dalam gelas itu? Apakah ini dongeng tahayul ataukah hakikat? Bagaimana bisa mensucikan apa yang ada dalam diri saya, dan diampuni dosa-dosa saya?
Maka mulailah pertanyaan-pertanyaan menjadi banyak dalam diri saya, dan saya tidak menemukan jawabannya. Mulailah saya memutuskan dari diri sendiri; seperti tidak melakukan pengakuan kepada pendeta, karena dia adalah seorang manusia seperti saya, juga tidak mengambil penyerahan, dan saya beriman bahwa al-Masih u adalah seorang nabi, karena dia adalah seorang manusia. Dan Tuhan itu memiliki sifat-sifat sempurna lagi khusus yang menafikan sifat-sifat manusia. Dan mulailah aku membaca Injil tanpa mengatakan Tuhan Yesus dengan nash injil.
Akan tetapi saya mengatakan Yesus al-Masih saja. Sekalipun demikian aku tidak merasakan ketenangan yang kuinginkan, dan aku tidak merasa bahwa ini adalah solusi dalam agama yang kupeluk.
Di saat yang demikian, dan pada suatu masa dari kehidupan saya, suatu hari saya mengulangi pelajaran sekolah di dalam kamar saya di rumah yang terletak persis di belakang masjid. Kala itu berada pada bulan Ramadhan, dan pengeras suara kala itu bekerja setelah shalat Isya’ selama shalat tarawih. Adalah suara imam yang tengah membaca al-Qur`an sampai ke kamar saya. Itu adalah sebuah suara yang lembut lagi indah yang saya bisa merasakan manisnya menyentuh hati saya. Dan saya masih belum mengetahui bahwa itu adalah bacaan al-Qur`an yang mulia.

Di dalam gereja
Kemudian datanglah masa yang Allah melapangkan dada saya padanya untuk Islam. Hari itu adalah hari Ahad, hari kebaktian di dalam Gereja. Saat saya membaca Injil, yaitu sebelum kebaktian sebagai sebuah persiapan untuk membacanya kepada manusia di tengah-tengah kebaktian.
Di tengah persiapan, saya bertanya kepada diri saya, ‘Apakah saya akan mengatakan Tuhan kita Yesus al-Masih? Atau Yesus al-Masih saja? Karena dia adalah seorang Nabi dan bukan tuhan. Akan tetapi jika saya mengatakannya, maka orang-orang yang hadir akan mengetahui bahwa saya melewati kalimat tersebut, akan tetapi bagaimana juga saya harus menyelisihi hati sanubari saya?
Pada akhirnya, saya memutuskan bahwa saya akan membaca Injil apa adanya tanpa perubahan selagi aku membacanya di hadapan manusia, dan aku akan menjadikan perubahan tersebut saat aku membacanya seorang diri.
Dan datanglah waktu pembacaan Injilku di tengah-tengah misa tersebut.
Mulailah saya membaca dengan tegar, sebagaimana yang tertulis sempurna hingga aku berhenti pada kata “TUHAN YESUS AL-MASIH”, maka lisanku tidak mau mengucapkannya. Dan aku tidak merasakan bahwa aku melewati kalimat TUHAN pada saat membaca secara keseluruhan. Maka pendeta pun terkejut dengan kejadian tersebut, lalu memberikan isyarat kepadaku untuk duduk. Aku pun menghentikan bacaan kemudian duduk, akan tetapi aku selesaikan kebaktian kala itu seperti biasa. Hingga setelah kebaktian selesai, aku pergi menuju kamar khusus kami.
Di sanalah pendeta menanyaiku, ‘Mengapa engkau tadi melakukan hal itu? Mengapa engkau tidak membaca Injil apa adanya?
Aku tidak menjawab, dan kukatakan kepadanya, ‘Sesungguhnya aku ingin pergi ke rumah untuk istirahat.’
Aku pun pergi ke kamarku dalam keadaan sangat terguncang; mengapa aku melakukannya? Apa yang terjadi pada diriku?
Sejak hari itu, aku tidur sebelum selesai rutinitas harian membaca Injil sebagaimana sebelumnya. Aku menjadi tidak merasa tenang, tidak dalam kebaktian, tidak juga membaca, bahkan pergi ke gereja.
Aku terus memikirkan keadaanku, sementara kalimat keras yang dikatakan oleh teman muslimku terus terngiang-ngiang di telingaku, ‘Kalian semua berada dalam neraka.’

Jalan menuju keyakinan
Setelah itu, saya bersungguh-sungguh membaca buku-buku perbandingan agama, dan buku-buku Islam yang berbicara tentang kehidupan al-Masih. Maka aku pun mengetahui siapa al-Masih dalam Islam. Aku juga mengetahui apa yang sebelumnya tidak kuketahui, yaitu penyebutan Nabi i dalam Injil dua perjanjian, perjanjian lama dan baru.
Aku juga menemukan bahwa al-Masih dan ibunya g dimuliakan dengna puncak kehormatan di dalam Islam.
Dan bahwa al-Masih adalah seorang Nabi, yang Allah berfirman kepadanya, ‘Jadilah, maka jadilah.’ Dan dia adalah roh dari-Nya. Saat itulah aku menjadi yakin bahwa Injil yang sekarang ada ditanganku adalah telah diubah-ubah, dan banyak sekali kekacauan di dalamnya.
Kemudian aku mengetahui bahwa Islam adalah agama yang hak, dan bahwa Allah I tidak meridhai agama apa pun selain Islam, dan bahwa Islam adalah jalan menuju sorga dan keselamatan dari api neraka yang tidak seorang pun menuju ke sana.
Kemudian saya pergi ke salah satu toko buku, lalu saya membeli sebuah mushhaf agar bisa membacanya. Saat aku membacanya, yang saat itu aku belum memahaminya sedikit pun, akan tetapi demi Allah, aku merasakan ketenangan aneh di dalam dada saya.
Sungguh, dadaku telah lapang dengan agama ini, agama yang Allah meridhainya untuk hamba-hamba-Nya, memulian mereka dan memberikan petunjuk kepada mereka. Maka segala puji bagi Allah di awal, dan segala puji bagi Allah di akhir, dan segala puji bagi Allah selamanya, segala puji bagi Allah atas nikmat Islam, dan cukuplah itu sebagai sebuah kenikmatan.
Termasuk perkara yang mencengangkan juga adalah saat aku beritahu saudari-saudariku dengan keIslamanan, saya temukan mereka telah mendahului saya?! Dan tidak seorang pun dari mereka yang menolak saya. Segala puji bagi Allah yang telah menganugerahkan Islam kepada kita semua.
Maka pada hari itu, saya mengucapkan syahadat laa ilaaha illallah muhamadan Rasulullah. Akupun dilahirkan kembali, maka betapa indahnya agama ini, betapa agungnya Ilah yang Maha Tunggal dan satu-satunya, tidak melahirkan dan tidak dilahirkan, dan tidak ada satu pun yang setara dengan-Nya.
Maka segala puji bagi-Mu wahai sesembahanku, Engkau adalah keperkasaanku, dan Engkau kedudukanku, maka barangsiapa meminta pertolongan dengan meminta kepada-Mu, maka Engkau tidak akan menghampakan orang yang berharap kepada-Mu.
Ya Allah, bagi-Mulah segala puji atas nikmat Islam, dan Iman. Ya Allah, teguhkanlah aku di atas apa yang sekarang aku berdiri di atasnya. Jadikanlah akhir kalimat saya di dunia ini adalah laa ilaaha illallah muhammadun Rasulullah, dan karenanya saya hidup dan mati, dan dengannya saya bertemu dengan-Mu. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah kepada penghulu para Rasul, imam para Nabi; Muhammad i, dengan salam yang besar lagu agung hingga hari kiamat.

Islamnya Seorang Imam Katolik Istanbul

Syaikh ‘Abdul Ahad Dawud yang dulunya bernama Benjamin Kaldani, seorang Profesor Telogi, dan seorang Imam Katholik bagi sekelompok orang Kaldan, yang menguasai beberapa bahasa. Akan tetapi setelah penelitian mendalam terhadap al-Kitab, dia mengungkap sesuatu yang tidak diragukan lagi,  yaitu kebatilan agama Kristen dan Bilbel. Lalu dia mengumumkan keislamannya di Instambul Turki, kemudian menyusun buku “Muhammad In The Bible” (Muhammad dalam al-Kitab) dan buku-buku lainnya.
Sesungguhnya beberapa pendorong yang menjadikan seorang Imam Katolik menyatakan keislamannya adalah banyak. Dia berkata saat ditanya, ‘Bagaimana Anda menjadi seorang muslim?’ Dia menulis, ‘Sesungguhnya hidayahku kepada Islam tidak mungkin dinisbatkan kepada sebab apapun selain pertolongan Allah U. Tanpa hidayah Allah, maka setiap bacaan dan penelitian, dan berbagai upaya yang dilakukan untuk mencapai kebenaran akan sia-sia. Maka masa-masa yang aku di dalamnya beriman kepada keesaan Allah, dan dengan Nabi-Nya yang mulia i menjadi satu titik perpindahanku menuju jalan orang yang beriman.’
Termasuk di antara sebab yang juga dia sebutkan, yang menjadikannya menyatakan ketidaktaatannya kepada gereja adalah dituntutnya iman dengan syafaat antara Allah dan makhluk-Nya dengan beberapa perkara; seperti syafaat untuk bebas dari neraka, seperti butuhnya manusia kepada orang yang memberikan syafaat secara membabi buta. Dan bahwa pemberi syafaat itu adalah seorang Tuhan sempurna dan Manusia sempurna. Dan bahwa para biarawan gereja juga para pemberi syafaat mutlak. Sebagaimana Gereja memerintahnya untuk bertawassul (menjadikan perantara) kepada para pemberi syafaat itu yang tidak mungkin bisa membatasi mereka.
Dari studinya tentang doktrin salib, dia menemukan bahwa al-Qur`an mengingkarinya, sementara injil yang beredar menetapkan. Padahal asli keduanya adalah dari satu sumber. Seharusnya, yang wajar adalah tidak ada perbedaan di antara keduanya. Akan tetapi terjadi perselisihan dan pertentangan di antara keduanya. Maka harus menghukumi adanya distorsi pada salah satu dari keduanya. Dia pun meneruskan penelitian dan pengecekannya untuk masalah ini, hingga dia sampai pada satu hakikat, seraya berkata:
‘Hasil dari penelitianku bahwa aku percaya dan yakin bahwa kisah pembunuhan al-Masih u, penyaliban dan bangkitnya dia dari kematian adalah dongeng belaka.’
Dia juga berkata, ‘Bahwa keyakinan Kristen terhadap Trinitas, dan klaim mereka bahwa sifat itu mendahului yang disifati menjadi salah satu sebab yang mengajaknya untuk keluar dari Kristen.’
Dia pun bertemu dengan sejumlah ulama kaum muslimin. Setelah dia bertatap muka berulang kali bersama dengan mereka, dia pun yakin dengan Islam dan memeluknya.
Dia tinggalkan dunia selama sebulan penuh di dalam rumahnya. Dia ulangi lagi membaca al-Kitab dengan bahasa-bahasanya yang kuno, dan dengan nash-nash aslinya berulang kali. Dia mempelajarinya dengan mendalam dan dengan perbandingan. Yang kemudian dia kumpulkan sebagian dalam kitabnya, Muhammad In The Bibble, dan akhirnya dia memeluk Islam di Kota Instambul. Dan diantara karyanya adalah Bible and the Cross (Injil dan Salib).
Terakhir, Prof. Abdul Ahad Dawud berkata, ‘Waktu yang di dalamnya saya beriman dengan Keesaan Allah, dan Nabi-Nya yang mulia i, maka mulailah langkah perubahanku menuju jalan keimanan laa ilaaha illallaah (Tidak ada sesembahan yang haq kecuali Allah). Inilah keyakinan yang akan menaungi keyakinan setiap mukmin yang sebenarnya terhadap Allah hingga hari kiamat… Saya yakin bahwa satu-satunya cara untuk memahami makna al-Kitab dan rohnya adalah mempelajarinya dari sisi keislaman.’
Demikianlah, serial keislaman para ulama Nasrani akan terus berlangsung, dan tidak akan berhenti, sementara tidak ada satu orang ulama pun dari kaum muslimin yang masuk Nasrani sejak dibangkitkannya Nabi i hingga hari ini, yaitu sejak lebih dari 1400 tahun yang lalu.
Sesungguhnya saya berharap dari setiap orang yang jujur lagi pencari kebenaran dari orang-orang Nasrani untuk menghadapkan pertanyaan kepada para Imam Gereja tentang penyebab masuk Islamnya ulama Nasrani, sementara tidak pernah ditemukan seorang ulama dari kaum muslimin yang menyatakan kekristenannya sejak 1400 tahun yang lalu? 

ARTIFO II (Ar-Rohmah Facultative Olympiad) 2014

Alhamdulillah, Artifo I dahulu sudah kita laksanakan dan InsyaAllah sukes. Lalu, kami pun menjadikan "Artifo" lomba rutinan kami (OPH SMP 2013-2014). 
Setelah UTS ini pun kami mengadakan Artifo II, berikut lomba-lomba yang akan dilaksanakan pada hari Kamis -Jum'at tanggal 20-21 Maret 2014




 








Cara Agar Betah di Lingkungan Ar-Rohmah


1. Hidupi aja
Rasakan bahwa hidup di Arrohmah ini seperti hidup di rumah. Banyak teman baik yang ada di sekolah ini. Mainkanlah permainan yang disukai dirumah.  Jalankan saja waktu-waktu saat di Arrohmah. Perbedaan asal dan tempat tinggal bukanlah suatu permasalahan yang berarti  di SMP Arrohmah ini. Meski  banyak yang berbeda bahasa, tapi lama kelamaan semua santri akan menggunakan bahasa yang sama yaitu bahasa jawa dan bahasa Indonesia.

2. Memilik banyak teman
Teman, orang dekat diantara kita semua. Tak ada orang yang tidak memiliki teman. Hidup ini akan terasa bahagia bila memiliki teman, dan sebaliknya jika kita tidak memiliki teman hidup ini akan terasa hampa. Berbicalah dengan temanmu dan mainlah dengan temanmu. Biarkan saja waktu itu habis karena berbicara dan bermain membuat kalian bertahan di Arrohmah ini.

3. Buanglah rasa kebahagiaan dan kehangatan bersama keluarga
Bagaimanapun caranya lupakan masa lalulumu dirumah bersama keluarga, bersama ayah, bersama ibu dan kakak adik. Tapi sekarang, keluarga barumu adalah disini, di Arrohmah.  Jangan selalu diingat kenangan bersama orang tua kita, pikirkanlah saja apa yang telah terjadi kemarin dan apa yang terjadi besok, minggu depan, bulan depan dan tahun depan.

4. Jangan membuat banyak masalah
Di Arrohmah ini kalian jangan buat banyak masalah. Karena jika kalian membuat masalah, kalian akan dibenci teman dekat, teman kamar, teman sepengasuh ataupun kakak kelas. Jika ingin melakukan sesuatu, pikirkanlah dahulu apa yang ingin dilakukan dan jangan langsung bertindak. Kalau ingi mengatakan sesuatu jangan mengatakan perkataan yang menimbulkan rasa tidak menyenangkan dihati orang yang bersangkutan.

5. Niatkan selalu bahwa kita ini belajar karena  Allah
Belajar adalah hal utama untuk meraih kesuksesan di masa depan.  Apalagi jika diniatkan karena Allah, pelajaran yang kita pelajari akan diberkahi. Tidak hanya itu, jika ujian kita meraih nilai bagus, kita bisa memberikan kepada orang tua. Lama kelamaan  kita akan segera mengerti bahwa belajar harus dilakukan sehari-hari. Tidak hanya belajar, hafalan Al qur’an, aktif dalam berorganisasi usahakan kita lakukan semua yang bisa kita lakukan.
Tag : ,

Hidayatullah IBS Ar-Rohmah Malang

Kota pendidikan, itulah cara beberapa orang menyebutkan kota Malang, kota pegunungan di Jawa timur ini menyimpan banyak sejarah. Banyak sekali sekolah-sekolah yang berdiri di kota ini. Baik berupa swasta, negeri, maupun pondok pesantren. Salah satunya adalah   IBS (Islamic Boarding School) Ar Rohmah, pondok pesantren ini berawal dari madrasatul qur’an biasa yang berdiri di tanah seluas kurang dari 50 m2 . Seiring berkembangnya zaman dan santri juga mulai berkembang semakin banyak, akhirnya dibuatlah pondok pesantren dari madrasatul qur’an ini, dalam pembuatan ponpes ini masyarakat juga ikut berpatisipasi, hingga pada suatu hari salah satu warga bernama Siti Rohmah meninggal dunia, ibu yang baik itu berwasiat untuk menyumbangkan tanah dan membuat masjid di Pondok Pesantren ini, hal itulah yang membuat pondok pesantren ini bernama Ar Rohmah, sekolah yang kini kita kenal merupakan pencetus Hidayatullah Malang.

UNTUK INFO LEBIH LANJUT MENGENAI DIATAS BISA DOWNLOAD BERIKUT :
http://www.ziddu.com/download/23616934/IBSArRohmahforpsb.docx.html

UNTUK OFFICIAL SITE IBS AR-ROHMAH MALANG BISA KUNJUNGI INI :
http://www.arrohmah-mlg.com
Tag : ,

Penggunaan Bahasa di Lingkungan Ar-Rohmah

Pada masa modern ini,banyak sekali teknologi yang berkembang. Masyarakat dengan mudah berkomunikasi, bukan hanya di dalam negeri saja, bahkan sampai ke luar negeri, tentu saja dengan bahasa yang mereka miliki. Dengan begitu, bahasa juga berkembang dan menyebar ke berbagai belahan dunia. Tidak hanya bahasa inggris, bahasa Jerman, bahasa Perancis, bahasa Arab, bahkan bahasa Indonesia, juga menyabar ke berbagai belahan dunia.
            Oleh karena itu, bahasa sangat berperan penting dalam berkomunikasi antar umat manusia. Kesempatan ini tentu sangat menguntungkan khususnya bagi kita umat islam. Mengapa? Karena kita bisa memanfaatkanya untuk berda’wah kepada masyarakat di dalam dan di luar negeri. Dan sekarang kita memanfaatkanya dengan cara yaitu, menggerakkan bahasa dan membentuk area bahasa di lingkungan LPI Ar Rohmah ini. Dengan tujuan membentuk kader-kader muslim yang menyebarkan da’wah kepada para masyarakat dalam negeri maupun di luar negeri dengan bahasa yang telah di pelajari, terutama bahasa Inggris dan bahasa Arab.

Mengapa harus bahasa Inggris dan bahasa Arab?
            Bahasa Inggris merupakan bahasa yang paling banyak di gunakan di berbagai belahan dunia. Mungkin banyak yang bertanya-tanya,”Mengapa harus bahasa Inggris? Padahal bahasa Inggris kan buatan orang kafir?” Nah, inilah kunci kita dalam berda’wah. Karena bahasa Inggris adalah buatannya orang kafir, maka kita harus berda’wah dengan bahasanya juga, supaya orang-orang kafir itu mengerti apa yang kita da’wahkan kepada mereka. Rasulullah saja pernah memerintahkan sahabat Zaid bin Haritsah untuk belajar bahasa dan tulisan orang Yahudi. Untuk apa? Supaya Rasulullah dengan mudah mengirim surat-surat kepada para raja kafir untuk masuk islam, sehingga mereka mengerti apa yang Rasulullah bicarakan dalam surat-surat itu. Jangan kita da’wahkan kepada mereka bahasa yang tidak mereka mengerti, contohnya saja bahasa Arab. Coba bayangkan, jika kita berda’wah mereka dengan bahasa Arab, sedangkan mereka tidak mengerti apa yang kita bicarakan. Nanti akan menyebabkan miss communication dan bisa-bisa kita dibilang gila.
Lalu, bahasa Arab. Pasti banyak yang sudah mengetahui keutamaannya. Bahasa Arab adalah bahasa syurga, dialah bahasa yang Nabi gunakan dalam berda’wah, dan Allah pun  menurunkan FirmanNya dengan bahasa Arab pula. Oleh karena itu, WAJIB bagi kita seorang muslim untuk belajar bahasa Arab. Dan di akhir zaman nanti, bahasa Arab adalah satu bahasa yang akan digunakan,bahasa selain bahasa Arab akan punah. Dan jika kita sudah pandai dalam kedua bahasa ini, Insya Allah kita akan sukses di dunia dan di akhirat nanti.
Tag : ,

Santri Teladan Akhir Semester 1

PRIMUS MUHAMMAD IHZA KUSUMA
Anak yang biasa dipanggil Primus ini, mempunyai segudang prestasi sejak dari SD sampai sekarang. Dia berasal dari Malang dan lahirnya pun juga di Malang, pada tanggal 21 Februari tahun 2000. Sekarang, ia sudah kelas 8, tepatnya kelas 8-Internasional. Pada kelas 7, awalnya berada di kelas 7-Olimpiade. Hingga akhirnya, Allah berkehendak menaikkannya ke kelas Internasional pada kenaikan kelas. Namun, ia tidak merasa puas atas hasil kerja kerasnya selama 1 tahun. Dan Alhamdulillah, pada Ujian Akhir Semester kemarin, ia berhasil menduduki peringkat 1. Ya, memang sangat menakjubkan. Mengapa ya ? padahal ia adalah anak pindahan dari kelas Olimpiade, tetapi anak kelas Internasional dia taklukkan semua. Namun, ia juga tidak merasa sombong dan puas. Karena bisa saja, ia mungkin akan turun dari peringkatnya.
Selain itu, ia juga sangat ramah dalam bergaul kepada sesama, baik kepada adik kelas, kakak kelas, dan teman sebaya. Dia juga aktif dalam berorganisasi. Ia juga bisa membagi waktu antara sekolah, asrama, organisasi, hafalan, dan waktu bermainnya. Sehingga, ia mempunyai akademik yang bagus dan hafalannya juga kuat.

Inilah prestasi yang pernah dia raih !! :
1. Juara 3 lomba biolgi AMFIBI
2. Mendapat Penghargaan Perlombaan Biologi
Tag : ,

Smartphone bisa Cegah Manusia Tumbuh Tinggi !!

ARTIKEL PENGETAHUAN
Smartphone khususnya kegiatan sms pada perangkat tersebut memaksa tubuh ke posisi membungkuk yang dapat menyebabkan postur tubuh yang buruk, hilangnya keseimbangan, dan gangguan tulang untuk tumbuh tinggi.

Seperti dilansir Telegraph (23/1), penelitian terakhir menyebutkan jika posisi membungkukkan saat mengetik atau membaca pesan teks menyebabkan orang terlalu sering membungkuk yang dapat memperlambat dan menghilangkan keseimbangan tubuh manusia.

Penelitian in sendiri dilakukan dengan meminta 26 relawan untuk memonitor mereka ketika mereka membaca atau teks atau mengetik pesan.

Sebuah software komputer khusus yang digunakan untuk melacak gerakan tubuh relawan tersebut mengungkapkan bahwa SMS dapat mengubah postur dan cara orang berjalan. Dengan posisi membungkuk dengan kepala agak ke bawah, pengirim SMS kurang mampu berjalan dalam garis lurus dan lebih mungkin untuk berbelok dan kehilangan keseimbangan.

Dr. Siobhan Schabrun dari University of Queensland mengatakan "Menulis dan membaca SMS di ponsel mempengaruhi kemampuan Anda untuk berjalan dan keseimbangan badan Anda.""Terlebih ini dapat mempengaruhi keselamatan orang-orang yang berjalan dan SMS pada waktu yang bersamaan." tambahnya.

Jika dilihat secara ilmiah, kebanyakan orang mengadopsi posisi kepala ke depan dan sedikit ke bawah saat mereka melakukan kegiatan SMS. Membiarkan kepala Anda dalam posisi seperti ini dalam waktu cukup lama akan menambahkan hingga 30 pon atau 15kg berat ekstra untuk tulang vertebra atas yang dapat membuat tulang belakang tidak sejajar.

Sebelumnya para kalangan fisioterapis juga telah menamakan rasa sakit yang dialami karena terlalu lama membungkukkan ketika menggunakan smartphone dengan nama'text neck' yang disebabkan otot-otot di leher dan bahu menjadi tegang.

Sebuah studi lain sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti dari San Francisco State University menemukan bahwa 83 persen dari subyek melaporkan beberapa nyeri tangan dan leher selama SMS. Sebagian juga menunjukkan tanda-tanda lain selain nyeri otot seperti sesak napas dan detak jantung yang meningkat.

Smartphone khususnya kegiatan sms pada perangkat tersebut memaksa tubuh ke posisi membungkuk yang dapat menyebabkan postur tubuh yang buruk, hilangnya keseimbangan, dan gangguan tulang untuk tumbuh tinggi.


Seperti dilansir Telegraph (23/1), penelitian terakhir menyebutkan jika posisi membungkukkan saat mengetik atau membaca pesan teks menyebabkan orang terlalu sering membungkuk yang dapat memperlambat dan menghilangkan keseimbangan tubuh manusia.

Penelitian in sendiri dilakukan dengan meminta 26 relawan untuk memonitor mereka ketika mereka membaca atau teks atau mengetik pesan.

Sebuah software komputer khusus yang digunakan untuk melacak gerakan tubuh relawan tersebut mengungkapkan bahwa SMS dapat mengubah postur dan cara orang berjalan. Dengan posisi membungkuk dengan kepala agak ke bawah, pengirim SMS kurang mampu berjalan dalam garis lurus dan lebih mungkin untuk berbelok dan kehilangan keseimbangan.

Dr. Siobhan Schabrun dari University of Queensland mengatakan "Menulis dan membaca SMS di ponsel mempengaruhi kemampuan Anda untuk berjalan dan keseimbangan badan Anda.""Terlebih ini dapat mempengaruhi keselamatan orang-orang yang berjalan dan SMS pada waktu yang bersamaan." tambahnya.

Jika dilihat secara ilmiah, kebanyakan orang mengadopsi posisi kepala ke depan dan sedikit ke bawah saat mereka melakukan kegiatan SMS. Membiarkan kepala Anda dalam posisi seperti ini dalam waktu cukup lama akan menambahkan hingga 30 pon atau 15kg berat ekstra untuk tulang vertebra atas yang dapat membuat tulang belakang tidak sejajar.

Sebelumnya para kalangan fisioterapis juga telah menamakan rasa sakit yang dialami karena terlalu lama membungkukkan ketika menggunakan smartphone dengan nama'text neck' yang disebabkan otot-otot di leher dan bahu menjadi tegang.

Sebuah studi lain sebelumnya yang dilakukan oleh peneliti dari San Francisco State University menemukan bahwa 83 persen dari subyek melaporkan beberapa nyeri tangan dan leher selama SMS. Sebagian juga menunjukkan tanda-tanda lain selain nyeri otot seperti sesak napas dan detak jantung yang meningkat.

Jangan Sia-sia kan Harimu !


ARTIKEL RENUNGAN
Jika anda terbangun hari di pagi hari, maka janganlah lagi anda menanti sore segera menjelang. Hari ini Anda akan hidup, hanya hari ini. Tidak ada hari kemarin yang telah pergi bersama suka dukanya. Tidak ada hari esok yang sampai saat ini belum kunjung datang. Matahari hari inilah yang kini menaungi anda. Hari ini adalah hari anda , HANYA HARI INI. Usia anda hanya satu hari ini. Tumbuhkan semangat hidup dalam jiwa anda hanya untuk hari ini. Berfikirlah bahwa Anda lahir hari ini dan mati hari ini.

“Dengan jalan seperti itu, hidup anda Insya Allah tidak akan sia-sia. Dengan jalan seperti itu, hidup Anda tidak akan gagap untuk meraba antara kecemasan, kesedihan, dan duka masa lalu dengan khayalan masa depan, lengkap dengan potret suramnya yang mengerikan serta segudang problematika hidup yang siap menerkam anda.”

Untuk satu hari ini saja, curahkan konsentrasi , perhatian, prestasi terbaik , kerja keras dan kesungguhan anda. Hanya untuk hari ini saja anda harus siap melaksanakan shalat dengan khusyu, bacaan Al Qur’an, zikir dengan penuh kehadiran hati, (Aidh Al Qarni)

Keutamaan Menjaga Pandangan Kepada Akhwat

Salah satu ajaran mulia dalam islam adalah menundukkan pandangan bahkan ia diperintahkan Allah ‘azza wa jalla kepada orang-orang yang beriman dari hamba-hambanya, dan ini menunjukkan mulianya apa yang diperintahkan, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

قُلْ لِلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ  
“Katakanlah kepada laki-laki yang beriman[1], “Hendaklah mereka menundukkan pandanganya, dan menjaga kemaluannya. Yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat”. (QS : An Nuur [24] : 30).

Pada ayat ini Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan penyebutan menundukkan pandangan dari pada menjaga kemaluan, maka hal ini menunjukkan pentingnya menundukkan pandangan sebagai sarana untuk membersihkan hati dari penyakit-penyakit yang dapat merasuk ke dalamnya, setelah itu barulah hati itu dapat tumbuh dan berkembang dengan diberi makanan hati yang berupa amal keta’atan sebagaimana badan yang juga butuh makanan agar dapat tumbuh dan berkembang.
Maka pada kesempatan ini kami nukilkan 3 faidah yang sangat agung dari suatu ibadah yang agung, yaitu menundukkan pandangan dari apa yang dijelaskan oleh Ibnul Qoyyim rohimahullah secara ringkas
[2],
[1.]          
Faidah Pertamadapat merasakan manisnya iman, dimana ia merupakan suatu hal yang lebih baik, lebih lezat dari apa yang ia palingkan matanya dari melihatnya dan yang ia tinggalkan karena Allah Subhanahu wa Ta’ala. Maka barangsiapa yang meninggalkan sesuatu apapun karena Allah maka Allah ‘azza wa jalla akan menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang dia tinggalkan tersebut. Sebagaimana dalam hadits Nabi shallallahu ‘alaihi was sallam,

إِنَّكَ لَنْ تَدَعَ شَيْئًا لِلَّهِ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا بَدَّلَكَ اللَّهُ بِهِ مَا هُوَ خَيْرٌ لَكَ مِنْهُ
“Sesungguhnya tidaklah sesuatu yang kalian tinggalkan karena Allah ‘azza wa jalla kecuali pasti akan Allah gantikan untukmu dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang dia tinggalkan[3].


Ibnul Qoyyim rohimahullah menyebutkan bahwa,

“Pandangan itu merupakan utusan hati, hatilah yang mengutus pandangan untuk melihat apa yang bisa dikabarkannya dari keindahan apa yang terlihat. Kemudian dari apa yang dilihat inilah muncul rasa rindu, yang kemudian berubah menjadi rasa cinta yang selanjutnya rasa cinta ini dapat berubah menjadi rasa cinta yang bersifat penghambaan, sehingga hatinya menjadi hamba apa yang dia cintai yang semula hanya berawal dari apa yang dia lihat. Sehingga akhirnya mengakibatkan letihnya hati dan hatinya akan menjadi tawanan apa yang ia lihat. Kemudian sang hati yang telah letih ini mengeluhkan keletihannya pada pandagan, namun apa yang dikatakan pandangan tidaklah seperti yang dia harapkan. Dia mengatakan, “Aku hanyalah sebagai utusanmu dan engkaulah yang mengutusku”[4].
Maka semakin bertambahlah sakit yang dirasakan hati dan beginilah salah satu ujian bagi hati yang kosong dari kecintaan kepada Allah dan ikhlas kepadaNya, sehingga dengan ini terlihatlah bagi kita dampak buruk dari tidak menjaga pandangan[5].
Kemudian Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan,
“Sesungguhnya hati itu pasti bergantung apa yang dicintainya, maka barangsiapa yang tidak menjadikan Allah lah satu-satunya yang dia cintai dan ilaah yang dia sembah sudah barang tentu hatinya akan menyembah/beribadah kepada selainNya”
[6].
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang Yusuf ‘alaihis salam,

كَذَلِكَ لِنَصْرِفَ عَنْهُ السُّوءَ وَالْفَحْشَاءَ إِنَّهُ مِنْ عِبَادِنَا الْمُخْلَصِينَ  
“Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran (khianat[7]) dan kekejian (keinginan untuk berzina[8]). Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang ikhlas dalam kerta’atannya[9]”. (QS : Yusuf [12] : 24).

Maka lihatlah saudaraku betapa Allah ‘azza wa jalla kaitkan antara menjadi hamba yang ikhlas dalam keta’atannya kepada Allah, dimana salah satu jalannya adalah dengan memalingkan pandangan dari sesuatu yang haram dilihat
[10] dan ini adalah salah satu sebab Nabi Yusuf alaihis salam bisa berpaling dari perzinaan dan pengkhianatan padahal saat itu Beliau adalah seorang yang masih muda, belum menikah, terasing dan seorang budak dari majikan suami orang yang mengajaknya berzina.
[2.]         
Faidah Keduamembuat hati menjadi bercahaya dan melahirkan firasat yang benar.
Ibnu Syujaa’ Al Karmani rohimahullah mengatakan,

“Barangsiapa yang menjaga dhohirnya dengan mengikuti sunnah dan batinnya dengan perasaan selalu diawasi Allah ‘azza wa jalla (muroqobah), menahan diri dari mengikuti syahwat, menundukkan pandangan dari melihat hal-hal yang haram dan menjaga diri untuk tidak makan yang haram maka firasatnya tidak akan meleset”.
Demikian juga firman Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika menceritakan kaum Nabi Luthalaihis salam dan musibah yang Allah Subhanahu wa Ta’ala timpakan kepada mereka kemudian setelah itu Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

إِنَّ فِي ذَلِكَ لَآَيَاتٍ لِلْمُتَوَسِّمِينَ  
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi Al Muwassimin[11]”. (QS : Al Hijr [15] : 75).

Al Muwassimin dalam ayat ini ditafsirkan oleh Ibnul Qoyyim rohimahullah sebagaiorang-orang yang penglihatan mereka selamat dari melihat hal-hal yang haram  dan keji
[12].
Dalam surat An Nuur Allah ‘azza wa jalla berfirman tentang manfaat yang diperoleh orang-orang yang menundukkan pandangan mereka dan menjaga kemaluan kemaluannya
[13] :

اللَّهُ نُورُ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ 
“Allah (Pemberi) cahaya (kepada) langit dan bumi”. (QS : Al Nuur [24] : 35).

Setelah membawakan ayat ini Ibnul Qoyyim rohimahullah mengatakan,

“Rahasia dari hal ini adalah bahwa balasan dari suatu amal adalah sesuai dengan amalan yang dikerjakan. Barangsiapa yang menundukkan pandangannya dari melihat yang haram maka Allah akan gantikan dengan sesuatu yang lebih baik darinya. Maka sebagaimana ia menahan pandangan dari hal-hal yang diharamkan maka demikian jugalah Allah akan penuhi hati dan pandangan orang tersebut dengan cahayaNya sehingga dia akan dapat melihat (dengan hatinya yang telah dipenuhi cahaya) apa yang tidak terlihat oleh orang yang tidak menundukkan pandangannya dari hal yang Allah Subhanahu wa Ta’ala haramkan”.
Kemudian Beliau rohimahullah mengatakan,

“Maka hati itu laksana cermin dan hawa nafsu laksana karat yang mengotorinya, apabila cermin tersebut bersih dari noda karat tersebut maka ia akan dapat terlihat sesuatu sebagai mana hakikatnya[14].
[3.]         Faidah KetigaTimbulnya kekuatan, keteguhan dan keberanian hati.
Allah akan memberikan kepada orang yang menjaga pandangannya dari hal yang haram berupa kekuatan pertolonganNya, sebagaimana Allah memberikan cahayaNya kepada orang ini berupa kekuatan hujjah. Maka pada diri orang ini terkumpul dua kekuatan yang menyebabkan setan lari darinya, sebagaimana dikatakan dalam sebuah atsar,

إِنَّ الَّذِيْنَ يُخَالِفُ هَوَاهُ يَفْرَقُ الشَّيْطَانُ مِنْ ظِلِّهِ
“Sesungguhnya setan akan lari dari orang yang menyelisihi hawa nafsunya”[15].

Oleh sebab itu hal ini tidak akan didapatkan orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang berjiwa nista dan rendah. Allah Subahanahu wa Ta’ala berfirman,

 وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ  
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati berkaitan dengan masa lalu, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman[16]”. (QS : Ali ‘Imran [3] : 138).

Demikian juga firman Allah Subahanahu wa Ta’ala,

مَنْ كَانَ يُرِيدُ الْعِزَّةَ فَلِلَّهِ الْعِزَّةُ جَمِيعًا 
“Barangsiapa yang menghendaki kemuliaan, maka milik Allahlah kemuliaan itu semuanya”. (QS : Fathiir [35] : 10).


Dengan demikian maka barangsiapa yang ingin mendapatkan kemulian maka hendaklah ia mencarinya dengan taat kepada Allah, dengan al kalamuth thayyib (kata-kata yang baik
[17]), dan amal yang sholeh. Demikian juga sabda Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam,

مَنْ الْتَمَسَ رِضَى اللهِ بِسَخْطِ النَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ ، وَأَرْضَى النَّاسُ عَنْهُ ، وَمَنْ الْتَمَسَ رِضَا النَّاسِ بِسَخْطِ اللهِ سَخِطَ اللهُ عَلَيْهِ ، وَأَسْخَطَ عَلَيْهِ النَّاسُ 
“Barangsiapa yang mencari ridho Allah walaupun manusia murka maka Allah ridho padanya dan menjadikan manusiapun ridho padanya. Dan barangsiapa yang mencari ridho manusia walaupun Allah murka maka Allah akan murka padanya dan Allah jadikan manusiapun murka padanya”[18]
Dengan demikian kita katakan pula bahwa
“Barangsiapa yang taat kepada Allah maka Allah akan mengasihinya dan melindunginya, tidak akan hina orang yang dikasihi dan dilindungi Robbnya”
[19].
Sebagaimana yang diajarkan Nabi shollallahu ‘alaihi was sallam dalam salah satu do’a qunut,

إِنَّهُ لَا يَذِلُّ مَنْ وَالَيْتَ وَلَا يَعِزُّ مَنْ عَادَيْتَ
“Sesungguhnya tidaklah hina orang yang engkau kasihi dan engkau tolong. Dan tidaklah mulia orang yang engkau musuhi”[20].

Suatu barang tentu menundukkan pandangan adalah suatu yang Allah ridhoi karena ia adalah perintah dari Rob Semesta Alam.


Artikel ini sebagai pelajaran serta nasihat di Hari Perempuan Internasional (8-3-14) bagi umat islam seperti kita ini........

- Copyright © OPH SMP Ar-Rohmah - OSIS SMP - Powered by Ar-Rohmah Putra Hidayatullah Malang - Designed by OPH Crew -