Popular Post

Archive for April 2014

Hasil final Singapura Open Super Series 2014

'' SINGAPURA OPEN SUPER SERIES 2014 ''

Ganda campuran
Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir vs Riky Widianto/Puspita Richi Dili 21-15 22-20

Tunggal putri
Wang Yihan vs Li Xuerui 21-11 21-19

Ganda putra
Cai Yun/Lu Kai vs Lee Sheng Mu/Tsai Chia Hsin 21-19 21-14

Ganda putri
Bao Yixin/Tang Jinhua vs Christinna Pedersen/Kamilla Rhyter Juhl 14-21 21-19 21-15

Tunggal putra
Simon Santoso vs Lee Chong Wei 21-15 21-10

Taklukkan Lee Chong Wei, Simon Juara

Jakarta - Pemain Indonesia Simon Santoso membuat kejutan besar di final Singapura Terbuka Super Series. Ia menjadi juara setelah menaklukkan unggulan teratas Lee Chong Wei.

Simon, yang bukan lagi pemain pelatnas Cipayung PP PBSI, dan juga memulai turnamen dari babak kualifikasi, secara meyakinkan mengalahkan Chong Wei dengan dua set langsung di Singapore Indoor Stadium, Minggu (13/4/2014). Ia menang 21-15 21-10.

Kemenangan Simon ini membuat Indonesia membawa pulang dua gelar juara dari Singapura. Gelar lainnya direbut pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir, yang menundukkan rekan senegaranya, Riky Widianto/Puspita Richi Dili, di final dengan 21-15 22-20.

Juara di Singapura, Simon Berharap Tampil Lebih Stabil

Singapura - Simon Santoso melanjutkan performa bagusnya dengan menjuarai Singapura Terbuka Super Series. Ia berharap permainannya bisa terus stabil.

Simon yang memulai turnamen dari babak kualifikasi, membuat kejutan dengan mengalahkan unggulan teratas yang juga pemain nomor satu dunia asal Malaysia, Lee Chong Wei, di final, Minggu (13/4/2014).

Pemain 28 tahun itu bahkan berhasil mengatasi Chong Wei dalam dua set langsung. Setelah unggul 21-15 di set pertama, di set kedua ia menang 21-10.

Ini merupakan turnamen kedua yang dimenangi Simon di tahun ini. Dua pekan lalu ia juga tampil sebagai juara di ajang Malaysia Open Grand Prix Gold.

"Saya sangat senang dan bangga karena sudah lama tidak mengalahkan Chong Wei. Saya berharap prestasi saya lebih stabil di waktu ke depan," ucap Simon tentang kemenangannya itu, seperti tertuang dalam rilis PBSI yang diterima redaksi detiksport.

Ditambahkan pelatihnya, Hendry Saputra, ia meminta Simon bermain aman dan tidak terburu-buru menyerang atau memaksa cepat mendapat poin.

"Tempo permainan juga tidak boleh lambat dan memperbanyak variasi pukulan," terang Hendry yang menangani Simon sejak ia mengundurkan diri dari pelatnas PBSI di Cipayung.

Sementara itu Chong Wei memuji Simon yang berhasil mengalahkan dirinya.

"Saya cukup kaget dengan kebangkitan Simon. Ia tampil sangat percaya diri," tukas pebulutangkis top berusia 31 tahun itu.

Indonesia meraih dua gelar juara dari Singapura Terbuka Super Series tahun ini. Selain Simon, kemenangan juga dicetak ganda campuran Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir.

Indonesia U-19 Kembali Membekuk UEA U-19

Timnas Indonesia U-19 kembali membekuk tuan rumah Uni Emirat Arab U-19, skor 2-1, dalam laga uji coba kedua di Stadion Teyab Awana, Rabu (16/4). Seperti diketahui, pada pertemuan pertama kedua tim, 14 April lalu, timnas U-19 berhasil mengecundangi UEA U-19 dengan skor telak 4-1.
Dua gol kemenangan timnas U-19 dilesakkan oleh Muchlis Hadi Ning Syaifulloh pada menit ke-40 dan Dimas Drajad (76). Sedangkan gol balasan UEA U-19 dicetak oleh Jasim Johar (56).
Babak pertama
Tim tuan rumah yang tak mau malu lagi di kandang sendiri mencoba terus tampil menekan sejak menit awal pertandingan. Beberapa peluang pun dihasilkan. Beruntung, lini pertahanan tim Garuda Jaya masih kokoh.
Timnas U-19 secara perlahan mulai menemukan bentuk permainan mereka setelah 15 menit pertandingan berjalan. Muchlis Hadi Ning Syaifulloh mendapatkan peluang pada menit ke-18. Sayang, penyelesaian akhirnya masih tipis di samping gawang UEA U-19.
Evan Dimas tak mau ketinggalan memberikan ancaman. Namun tendangan Evan dari luar kotak penalti pada menit ke-22 masih tipis di atas mistar gawang UEA U-19. Pun demikian peluang Maldini Pali satu menit kemudian masih bisa dipatahkan kiper UEA U-19, Sultan Almunthery.
UEA juga tak tinggal diam. Mereka pun mengancam pada menit ke-24 lewat tendangan Khaled Abdulrahem dari dalam kotak penalti. Tapi, masih mampu ditangkap dengan baik oleh Awan Setho Raharjo.
Timnas U-19 akhirnya mencetak gol pada menit ke-40 melalui kaki Muchlis Hadi. Muchlis Hadi berhasil memanfaatkan dengan baik bola sodoran dari Muhammad Hargianto. Skor 1-0 bertahan hingga babak pertama usai.
Babak kedua
Memasuki babak kedua, UEA U-19 yang sudah tertinggal di babak pertama memeragakan sedikit permainan keras. Imbasnya, wasit memberikan kartu merah kepada Mohamed Abdul Baset ketika pertandingan babak kedua baru berjalan dua menit.
Unggul dalam jumlah pemain, timnas U-19 mendominasi jalannya pertandingan. Beberapa kali tekanan dilancarkan Muhammad Hargianto dan kawan-kawan ke lini pertahanan UEA U-19 yang dilatih Khalifa Mubarak.
Namun demikian, UEA U-19 justru bisa menyamakan kedudukan pada menit ke-56. Itu setelah Jasim Johar mencetak gol yang menerima umpan tarik dari Rashed Ghanim.
Kendati begitu, timnas U-19 tak patah arang. Skuat yang dilatih Indra Sjafri itu terus tampil mendominasi jalannya pertandingan. Bahkan, memaksa pemain UEA U-19, Abdullah Al Noubi, menerima kartu merah di menit ke-69.
Bermain dengan sembilan pemain, membuat UEA U-19 memeragakan permainan bertahan. Namun semangat pantang menyerah timnas U-19 akhirnya berbuah hasil pada menit ke-76. Dimas Drajad membuat timnas U-19 unggul 2-1, setelah menerima umpan matang dari Evan Dimas.
Setelah itu, timnas U-19 terus tampil menekan. Tapi, UEA U-19 juga sesekali memberikan ancaman. Salah satunya, melalui tendangan jarak jauh yang dilepaskan Rashed Ghanim. Beruntung, tendangannya masih bisa ditepis Awan Setho. Skor 2-1 untuk timnas U-19 bertahan hingga laga usai. Selanjutnya timnas U-19 akan menghadapi klub Al Shabab U-19, 19 April nanti.


Indonesia U-19:

Awan Setho Raharjo; Putu Gede Juni Antara, Ryuji Utomo Prabowo, Hansamu Yama Pranata, M. Fatchu Rochman, M. Hargianto, Evan Dimas Darmono, Paulo Oktavianus Sitanggang, Maldini Pali; Ilham Udin Armaiyn, Muchlis Hadi Ning Syaifulloh

Uni Emirat Arab U-19:
Sultan Almunthery; Abdulla Ghanem (C), Mansour Abdullah, Yousif Ali, Abdullah Al Noubi, Mohamed Abdul Baset, Ali Hasan Salmeen, Omer Jumaa, Jssim Johar, Khaled Abdulrahem, Rashed Ghanim

Teluk Lombok yang Bukan di Nusa Tenggara Barat

Pertama kali mendengar kata “Teluk Lombok”, pikiran saya melayang ke Nusa Tenggara Barat. Tapi ternyata teluk yang satu ini tidak berada di sana.
Saya menempuh perjalan cukup jauh untuk mencapai tempat ini dari Jakarta ke Balikpapan, dilanjutkan perjalanan darat selama 8 jam ke Kota Sangatta, dan masih dilanjutkan satu jam lagi perjalanan darat ke desa Sangkima, Kalimantan Timur. Ya, Teluk Lombok berada di Sangkima, Kalimantan Timur, masih di area Taman Nasional Kutai.
Jangan bayangkan perjalanan darat yang mengasyikkan, Teluk Lombok bisa dicapai melalui dua jalan, poros Sangatta-Bontang yang jalannya besar namun banyak lubang dan berpacu dengan kendaraan besar yang ugal-ugalan, atau jalan dari kota Sangatta melalui daerah Pertamina yang jalannya belum diaspal. Semua perjuangan itu terbayar begitu tiba di Teluk Lombok.
Pantai Teluk Lombok yang berpasir putih menyambut dengan ramah. Saat itu laut sedang surut, jadi saya bisa berjalan hingga agak ke tengah laut dan menemukan berbagai binatang laut seperti kepiting, bintang laut, dan teripang. Duduk di pinggir pantai sambil menunggu matahari terbit di pantai ini adalah sebuah pengalaman yang tak akan terlupakan. Ketika birunya langit yang tadinya sewarna dengan laut, mulai berubah menjadi biru terang dan semakin lama semakin terang seiring naiknya matahari.
Di pojok ada hutan mangrove dan terdapat jembatan yang menghubungkan Teluk Lombok dengan desa pemukiman penduduk. Di jembatan ini orang-orang suka memancing.
Meski tempatnya terpencil, namun Teluk Lombok adalah salah satu tujuan wisata utama di area Sangatta-Bontang, jadi fasilitas di pantai ini sudah terbilang lumayan. Untuk bilas, ada toilet dan air bersih yang disediakan warga. Sebuah toko souvenir, juga penjual kelapa. Banana boat dan ski air juga tersedia di sini. Warga di dekat Teluk Lombok juga membudidayakan rumput laut dan mangrove.

Timnas Indonesia U-23 dan Timnas Singapura U-23

Timnas Indonesia U-23 kembali menuai hasil positif usai menang atas Singapura U-23, skor 2-1, dalam laga uji coba di Stadion Hougang, Singapura, Rabu (2/4) malam. Ini menjadi kemenangan yang kedua dari tiga uji coba di pelatnas kedua untuk Asian Games 2014.
Sebelumnya, skuat Garuda Muda bermain imbang 2-2 melawan Persis Solo, dan menang telak atas Sri Lanka lima gol tanpa balas. Seperti diketahui, timnas U-23 memang sedang bersiap untuk mengikuti Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan.
Sementara itu, dua gol kemenangan timnas U-23 atas Singapura U-23 dicetak oleh Ramdani Lestaluhu pada menit ke-56 dan Dedi Kusnandar (78). Sebelumnya, Singapura U-23 sempat unggul lebih dulu lewat gol yang dicetak oleh Shahfiq Ghani (36).
Babak pertama
Pada menit awal pertandingan, tim tuan rumah tampil menekan lebih dulu. Sementara timnas U-23 masih belum menemukan permainan terbaik mereka. Banyak kesalahan mendasar yang dilakukan skuat asuhan Aji Santoso itu.
Beberapa peluang dihasilkan kedua tim. Namun, hanya satu yang berbuah gol bagi Singapura U-23. Adalah Shahfiq Ghani yang berhasil membobol gawang timnas U-23 lewat tendangan bebas apiknya di menit ke-36.
Skor 1-0 bertahan hingga babak pertama usai.
Babak kedua
Tertinggal, timnas U-23 mencoba memperbaiki penampilan mereka. Ancaman pun langsung diberikan ke gawang Singapura U-23 pada menit ke-46. Sayang, Syakir Sulaiman yang sudah berhadapan dengan kiper Singapura U-23 masih gagal memanfaatkan peluang tersebut.
Melihat permainan timnya kurang berkembang, Aji pun memasukkan Ramdani Lestaluhu pada menit ke-54. Hasilnya, baru dua menit bermain gelandang Persija Jakarta itu berhasil mencetak gol bagi timnas U-23.
Ramdani berhasil memanfaatkan umpan silang Syakir dari sisi kanan menjadi gol, dengan tendangan kaki kanannya dari dalam kotak penalti. Skor 1-1.
Permainan pun secara perlahan semakin dikuasai Alfin Ismail Tuasalamony dan kawan-kawan. Tekanan demi tekanan dilancarkan oleh tim tamu. Namun begitu, Singapura juga tetap memberikan ancaman ke gawang timnas U-23 yang dikawal Teguh Amiruddin.
Tapi pada akhirnya, timnas U-23 berhasil membalikkan keadaan setelah Dedi Kusnandar berhasil memanfaatkan umpan Ramdani menjadi gol pada menit ke-78. Skor 2-1 bertahan hingga laga usai.

Timnas U-23 Bidik Dua Uji Coba pada Pelatnas Tahap Ketiga

Timnas Indonesia U-23 membidik dua kali uji coba pada pelatnas tahap ketiga yang rencananya dimulai pada 5 Mei nanti. Pelatih timnas U-23, Aji Santoso, mengungkapkan uji coba sangat diperlukan guna mematangkan pola dan mental bertanding skuat asuhannya.
Aji pun sudah merancang siapa saja yang akan menjadi lawan tanding skuat Garuda Muda pada pelatnas nanti. "Kalau memungkinkan main tandang di kawasan Asia Tenggara," papar pelatih berusia 43 tahun itu, kepada Goal Indonesia.
Tapi, bukan berarti Aji tidak menyiapkan rencana untuk beruji coba dengan tim-tim dari luar Asia Tenggara. "Rencana sudah ada, tinggal memastikan lawannya saja," tambahnya.
Hingga saat ini, timnas U-23 sudah melakoni empat kali uji coba selama pelatnas pertama dan kedua. Pada pelatnas pertama, timnas U-23 mengalahkan Malaysia U-21, 3-0. Sementara pada pelatnas kedua, ada tiga uji coba yang dijalani Alfin Ismail Tuasalamony dan kawan-kawan.
Hasilnya, imbang dengan Persis Solo (2-2), serta menang atas Sri Lanka U-23 (5-0) dan Singapura U-23 (2-1). Timnas U-23 memang sedang dipersiapkan untuk mengikuti Asian Games 2014 di Incheon, Korea Selatan, 19 September-4 Oktober nanti. Pada ajang itu, mereka ditargetkan bisa menembus delapan besar.

The MOB di IGT 2014

The MOB? The MOB (di Arrohmah Malang) adalah Ma'had of Break Dance. The MOB sendiri adalah perwakilan Peserta dari OPH SMP di ISTH Got Talent 2014.
Yang kami tampilkan adalah Spesial Drama dan Bonus. Bonus? ya Bonus, bonusnya yakni Funky MOB (Dance). Tahu kan Funky Papua yang di Indonesia Mencari Bakat? (ya, tau emang knp? ) lah iya FUNKY MOB itu hampir sama dengan Funky Papua, cuma ya beda2 dikitlah gerakannya.
Personil The MOB terdiri dari :

Editor (suara/efek suara) dan Pembimbing : Taufikkurrahman 
Bagian Drama dan Beladiri  : Syaikh Ahmed Salsabil, M. Fariz Wicaksono, Yunus Muhammad, Yusron Hanan, Arif Yusuf Maulana, A. Luqman Hakim, Ardian Rizal Zakaria, Khalifah Ihsan, Faiz Nayottama
Ceramah/kultum : Faiz Nayottama
Pengisi pembuka Bonus : M. Fariz W. dan  Arif Yusuf Maulana
Funky MOB : Yusron Hanan, Syaikh Ahmed Salsabil, Ardian Rizal Zakaria

Berikut Cuplikan foto :


Kampung Adat yang Masih Bartahan di Kabupaten Ciamis

Kampung Kuta adalah dusun adat yang masih bertahan di Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari Kabupaten Ciamis. Kampung adat ini dihuni oleh  masyarakat yang dilandasi kearifan lokal, dengan memegang teguh budaya pamali (tabu), untuk menjaga keseimbangan alam dan terpeliharanya tatanan hidup dalam bermasyarakat. Salah satu yang menonjol adalah dalam hal pelestarian hutan, sekaligus mempertahankan kelestarian mata air dan pohon aren untuk memenuhi sumber kehidupan mereka.
Karena penghormatan yang tinggi terhadap hutan, warga Kampung Kuta yang hendak masuk ke kawasan hutan tidak pernah menggunakan alas kaki. Tujuannya agar hutan tersebut tidak tercemar dan tetap lestari. Oleh karena itu, kayu-kayu besar masih terlihat kokoh di Leuweung Gede. Selain itu, sumber air masih terjaga kelestariannya dengan baik.
Secara letak administratif, Kampung Kuta berada di wilayah Kabupaten Ciamis, Kecamatan Tambaksari, tepatnya di dalam Desa Karangpaningal. Kampung Kuta terdiri atas 2 RW dan 4 RT. Kampung ini berbatasan dengan Dusun Cibodas di sebelah utara, Dusun Margamulya di sebelah barat, dan di sebelah selatan dan timur dengan Sungai Cijulang, yang sekaligus merupakan daerah perbatasan wilayah Jawa Barat dengan Jawa Tengah.
Untuk menuju ke kampung tersebut jarak yang harus ditempuh dari kota Kabupaten Ciamis sekitar 34 km menuju ke arah utara. Dapat ditempuh dengan menggunakan mobil angkutan umum ke Kecamatan Rancah. Sedang dari Kecamatan Rancah menggunakan motor sewaan atau ojeg, dengan kondisi jalan aspal yang berkelok, dan tanjakan yang cukup curam. Jika melalui Kecamatan Tambaksari dapat menggunakan kendaraan umum atau ojeg, dengan kondisi            jalan yang serupa.

Salah satu upacara adat Kampung Kuta yang rutin dilaksanakan hingga kini adalah Upacara Adat Nyuguh. Sesuai warisan leluhur, acara nyuguh itu harus dilakukan di pinggir Sungai Cijolang yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Cilacap, Jawa tengah. Pernah satu kali acara nyuguh tidak dilaksanakan, tiba-tiba seluruh kampung mendapat musibah. Padi yang siap dipanen rusak parah, sedangkan sejumlah hewan ternak ditemui mati menggelepar. Warga menyakini kerusakan itu terjadi karena “utusan” Padjadjaran itu tidak disuguhi makanan. Alhasil mereka pun mencari makanan sendiri dengan cara merusak kampung.
Pelapisan sosial yang didasarkan atas status dan peranan, telah menyebabkan dalam masyarakat terdapat golongan yang memimpin dan golongan yang dipimpin. Golongan yang memimpin secara formal menduduki jabatan tertentu dalam lembaga pemerintahan desa seperti kepala desa. Sedangkan pimpinan non-formal adalah pimpinan berdasarkan penghormatan dan penghargaan masyarakat terhadap seseorang karena alasan usia, pengalaman, pengetahuan, dan peran di lingkungannya. Pimpinan non-formal biasa dikenal dengan sebutan sesepuh dan kuncen.
Walaupun masyarakat Kampung Kuta terkenal sebagai sebuah komunitas yang sangat terikat dengan aturan-aturan adat, akan tetapi mereka mengenal dan menyukai berbagai kesenian yang digunakan sebagai sarana hiburan, baik kesenian tradisional maupun kesenian modern seperti calung, reog, drama Sunda, tagoni (terbang), kliningan, jaipongan, kasidah, ronggeng, sampai kesenian dangdut.
Adapun perjalanan ke Sungai Cijolang sekitar lima kilometer. Kini, Pak Kuncen pun kembali memulai ritual.
Doa kembali dipanjatkan sebelum warga menyantap makanan yang tersedia. Setelah berdoa, seluruh warga kemudian menyantap makanan yang dibawa dari kampung. Makanan khas yang harus ada setiap upacara.
Upacara Adat Nyuguh ini merupakan suatu upacara ritual tradisional Adat Kampung Kuta Kec. Tambaksari Kabupaten Ciamis yang selalu dilaksanakan pada tanggal 25 safar pada setiap tahunnya.
Kampung yang terletak di Desa Karangpaningal, Kecamatan Tambaksari, berbatasan dengan Jawa Tengah itu dikenal sebagai Kampung adat. Ada beberapa versi mengenai sejarah Kampung Kuta ini. Menurut cerita rakyat setempat, asal-usul Kampung Kuta berkaitan dengan berdirinya Kerajaan Galuh. Konon, pada zaman dahulu ketika Prabu Galuh yang bernama Ajar Sukaresi (dalam sumber lain, tokoh ini adalah seorang pandita sakti) hendak mendirikan Kerajaan Galuh, Kampung Kuta dipilih untuk pusat kerajaan karena letaknya strategis.
Prabu Galuh memerintahkan kepada semua rakyatnya untuk mengumpulkan semua keperluan pembangunan keraton seperti kapur bahan bangunan, semen merah dari tanah yang dibakar, pandai besi, dan tukang penyepuh perabot atau benda pusaka. Keraton pun akhirnya selesai dibuat. Namun, pada suatu ketika, Prabu Galuh menemukan lembah yang (Kuta) oleh tebing yang dalamnya sekitar 75 m di lokasi pembangunan pusat kerajaan itu. Atas musyawarah dengan para punggawa kerajaan lainnya, diputuskanlah bahwa daerah tersebut tidak cocok untuk dijadikan pusat kerajaan (menurut orang tua, “tidak memenuhi Patang Ewu Domas”).
Selanjutnya, mereka berkelana mencari tempat lain yang memenuhi syarat. Prabu Galuh membawa sekepal tanah dari bekas keratonnya diKuta sebagai kenang-kenangan. Setelah melakukan perjalanan beberapa hari, Prabu Galuh dan rombongannya sampai di suatu tempat yang tinggi, lalu melihat-lihat ke sekeliling tempat itu untuk meneliti apakah ada tempat yang cocok untuk membangun kerajaannya. Tempat ia melihat-lihat itu sekarang bernama “Tenjolaya”. Prabu Galuh melihat ke arah barat, lalu terlihatlah ada daerah luas terhampar berupa hutan rimba yang menghijau. Ia kemudian melemparkan sekepal tanah yang dibawanya dariKuta ke arah barat dan jatuh di suatu tempat yang sekarang bernama “Kepel”. Tanah yang dilemparkan tadi sekarang menjadi sebidang sawah yang datar dan tanahnya berwarna hitam seperti dengan tanah diKuta , sedangkan tanah di sekitarnya berwarna merah. Prabu Galuh melanjutkan perjalanannya sampai di suatu pedataran yang subur di tepi Sungai Cimuntur dan Sungai Citanduy, lalu mendirikan kerajaan di sana.
Cerita selanjutnya tentang Prabu Galuh tersebut hampir mirip dengan cerita Ciung Wanara dalam naskah Wawacan Sajarah Galuh, bahwa Prabu Galuh kemudian digantikan oleh patihnya, Aria Kebondan (dalam naskah disebut Ki Bondan). Prabu Galuh menjadi pertapa di Gunung Padang. Menurut versi tradisi lisan, Prabu Galuh meninggalkan duaorang istri, yaitu Dewi Naganingrum dan Dewi Pangrenyep. Saat itu, Dewi Naganingrum sedang mengandung. Ketika Dewi Naganingrum melahirkan, Dewi Pangrenyep menukar bayinya dengan seekor anak anjing. Bayi itu kemudian dihanyutkan ke Sungai Citanduy. Melihat Dewi Naganingrum beranak seekor anjing, Aria Kebondan yang menjadi raja di Galuh menjadi marah, lalu menyuruh Lengser membunuhnya. Namun, Lengser itu tidak membunuh Dewi Naganingrum, tetapi menyembunyikannya diKuta. Adapun bayi yang dibuang ke Sungai Citanduy itu kemudian ditemukan oleh Aki Bagalantrang di depan badodon (tempat menangkap ikan)-nya. Bayi itu dipungut dan diasuh oleh Aki Bagalantrang hingga remaja, lalu diberi nama Ciung Wanara. Tempat Aki Bagalantrang mengasuh bayi itu sekarang disebut daerah “Geger Sunten”, sekitar 6 km dariKuta . Ciung Wanara kemudian merebut kembali Kerajaan Galuh dari Aria Kebondan melalui sabung ayam, sebagaimana yang diceritakan dalam naskah. Setelah Ciung Wanara menjadi raja, Lengser pun menjemput Dewi Naganingrum sehingga bisa berkumpul kembali dengan anaknya.
Di Kampung Kuta terdapat mitos tentang Tuan Batasela dan Aki Bumi. Diceritakan bahwa bekas kampung Galuh yang telah diterlantarkan selama beberapa lama ternyata menarik perhatian Raja Cirebon dan Raja Solo. Selanjutnya, masing-masing raja tersebut mengirimkan utusannya untuk menyelidiki keadaan di Kampung Kuta. Raja Cirebon mengutus Aki Bumi, adapun Raja Solo mengutus Tuan Batasela. Raja Cirebon berpesan kepada utusannya bahwa ia harus pergi ke Kuta, tetapi jika didahului oleh utusan dari Solo, ia tidak boleh memaksa jadi penjaga Kuta. Ia harus mengundurkan diri, tetapi tidak boleh pulang ke Cirebon dan harus terus berdiam di sekitar daerah itu sampai mati. Pesan yang sama juga didapat oleh utusan dari Solo. Pergilah kedua utusan tersebut dari kerajaannya masing-masing. Utusan dari Solo, Tuan Batasela, berjalan melalui Sungai Cijolang sampai di suatu kampung, lalu beristirahat di sana selama satu malam. Jalan yang dilaluinya itu hingga saat ini masih sering dilaluiorang untuk menyeberang dari Jawa Tengah ke Jawa Barat. Penyeberangan itu diberi nama “Pongpet”. Adapun Aki Bumi dari Cirebon langsung menuju ke Kampung Kuta dengan melalui jalan curam, yang sampai saat ini masih ada dan diberi nama “Regol”, sehingga tiba lebih dulu di Kampung Kuta. Sesampainya di sana, Aki Bumi menemui para tetua kampung dan melakukan penertiban- penertiban, seperti membuat jalan ke hutan dan membuat tempat peristirahatan di pinggir situ yang disebut “Pamarakan”. Karena telah didahului oleh utusan dari Cirebon, Tuan Batasela kemudian terus bermukim di kampung tempat ia bermalam, yang terletak di utara Kampung Kuta. Konon, utusan dari Solo itu kekurangan makanan, lalu meminta-minta kepada masyarakat di Kampung itu, tetapi tidak ada yang mau memberi. Keluarlah umpatan dan sumpah dari Tuan Batasela yang mengatakan bahwa “Di kemudian hari, tidak akan adaorang yang kaya di Kampung itu.” Ternyata, hingga saat ini rakyat di Kampung itu memang tidak ada yang kaya. Karena menderita terus, Tuan Batasela kemudian bunuh diri dengan keris. Darah yang keluar dari luka Tuan Batasela berwarna putih, lalu mengalir membentuk parit yang kemudian disebut “Cibodas”. Kampung itu pun diberi nama Kampung Cibodas. Tuan Batasela dimakamkan di tengah- tengah persawahan di sebelah utara Kampung Cibodas. Makamnya masih ada hingga saat ini. Aki Bumi terus menjadi penjaga (kuncen) Kampung Kuta sampai meninggal, lalu dimakamkan bersama keluarganya di tengah-tengah Kampung, yang sekarang termasuk Kampung Margamulya. Tempat makam itu disebut “Pemakaman Aki Bumi”. Setelah keturunan Aki Bumi tidak ada lagi, Raja Cirebon memerintahkan bahwa yang menjadi kuncen di Kampung Kuta berikutnya adalah orang-orang yang dipercayai oleh Aki Bumi, yaitu para leluhur kuncen Kampung Kuta saat ini.
Mitos-mitos yang dituturkan oleh tradisi lisan terkadang mempunyai keterkaitan dengan mitos yang diceritakan dalam sumber naskah sejarah. Keterkaitan itu kemudian menimbulkan pertanyaan bagi kita, apakah si penutur mitos yang bersumber pada naskah atau naskah yang ditulis berdasarkan penuturan. Jika dirujuk pada usianya, maka tradisi lisan telah ada sebelum tulisan muncul sehingga dapat diasumsikan bahwa naskah ditulis berdasarkan cerita yang dituturkan. Tradisi lisan yang terus ada hingga saat ini, seperti yang dituturkan oleh para kuncen atau tukang cerita, terdapat dua kemungkinan mengenai asal-usulnya. Pertama, tradisi lisan itu berdasarkan cerita naskah yang dibaca kemudian dituturkan kembali. Kedua, tradisi lisan itu memang belum pernah dituliskan dalam bentuk naskah, lalu dituturkan secara turun-temurun. Adanya perbedaan versi suatu cerita yang dituturkan dalam naskah dan tradisi lisan disebabkan oleh beberapa kemungkinan, yaitu perbedaan sumber cerita, distorsi cerita karena pewarisan cerita yang turun-temurun memungkinkan terjadinya penambahan ataupun pengurangan isi cerita, dan adanya keinginan dari penutur cerita untuk mengedepankan peranan seorang tokoh ataupun berapologia atas kesalahan tokoh tersebut. Demikian pula dengan cerita tentang Kampung Kuta di atas. Ada beberapa bagian yang hampir mirip dengan cerita yang dikemukakan dalam naskah dan ada pula yang berbeda jalan ceritanya. Adapun mengenai kebenaran isi cerita atau mitos tersebut bukanlah suatu permasalahan. Setidaknya, mitos-mitos tersebut dihormati dan dipelihara oleh masyarakatnya. Lebih jauh, bukankah ilmu pengetahuan juga pada awalnya berkembang dari bentuk pemikiran mitis. Hingga saat ini, Kampung Kuta tetap dilestarikan sebagai kampung adat atau petilasan. Masyarakatnya masih memelihara dan melestarikan tradisi-tradisi leluhur mereka. Pantangan-pantangan pun dibuat untuk menjaga kelestarian tradisi itu, seperti larangan membuat rumah dari tembok dan memakai atap genteng, larangan mengubur mayat orang dewasa kecuali bayi kecil dan dalamnya pun tidak melebihi pangkal paha, larangan menggali sumur terlalu dalam, larangan mementaskan wayang, larangan meminum minuman keras, tidak boleh sombong atau menentang adat kuta, dan sebagainya.
Dengan masih bertahannya Kampung Kuta sebagai Kampung Adat yang berada di Ciamis ini, sepatutnya harus kita banggakan, karena dengan adanya Kampung Kuta sebagai Kampung Adat yang masih bertahan menunjukkan bahwa masih ada pelestari kebudayaan yang masih menjaga kelestarian budayanya hingga saat ini. Mari kita lestarikan warisan kebudayaan leluhur.

- Copyright © OPH SMP Ar-Rohmah - OSIS SMP - Powered by Ar-Rohmah Putra Hidayatullah Malang - Designed by OPH Crew -